RSS
Write some words about you and your blog here

*cerita renungan...

Suatu ketika, hiduplah
sebatang pohon apel
besar dan anak lelaki yg
senang bermain-main di
bawah pohon apel itu
setiap hari. Ia senang
memanjatnya hingga ke
pucuk pohon, memakan
buahnya, tidur-tiduran di
keteduhan rindang
daun-daunnya. Anak
lelaki itu sangat
mencintai pohon apel
itu. Demikian pula
pohon apel sangat
mencintai anak kecil itu.
waktu terus berlalu,
anak lelaki itu kini telah
tumbuh besar dan tidak
lagi bermain-main
dengan pohon apel itu
setiap harinya. Suatu
hari ia mendatangi
pohon apel. Wajahnya
tampak sedih.
"ayo ke sini bermain-
main lagi
denganku,"pinta pohon
apel itu.
"aku bukan anak kecil
yang bermain-main
dengan pohon
lagi,"jawab anak lelaki
itu.
"aku ingin sekali
memiliki mainan, tapi
aku tak punya uang
untuk membelinya."
pohon apel menyahut,
"duh, maaf aku pun tak
punya uang, tetapi kau
boleh mengambil semua
buah apelku dan
menjualnya. Kau bisa
mendapatkan uang
untuk membeli mainan
kegemaranmu."
anak lelaki itu sangat
senang. Ia lalu memetik
semua buah apel yang
ada di pohon dan pergi
dengan penuh suka cita.
Namun, setelah itu anak
lelaki tak pernah datang
lagi. Pohon apel itu
kembali sedih.
suatu hari anak lelaki itu
datang lagi. Pohon apel
sangat senang
melihatnya datang.
"ayo bermain-main
denganku lagi,"kata
pohon apel.
"aku tak punya
waktu,"jawab anak lelaki
itu.
"aku harus bekerja
untuk keluargaku, kami
membutuhkan rumah
untuk tempat tinggal.
Maukah kau
menolongku?"
"duh, maaf aku pun tak
memiliki rumah. Tapi
kau boleh menebang
semua dahan rantingku
untuk membangun
rumahmu,"
kata pohon apel.
kemudian anak lelaki itu
menebang semua dahan
dan ranting pohon apel
itu dan pergi dengan
gembira. Pohon apel itu
juga merasa bahagia
melihat anak lelaki itu
senang, tapi anak lelaki
itu tak pernah kembali
lagi. Pohon apel itu
merasa kesepian dan
sedih.
pada suatu musim
panas, anak lelaki itu
datang lagi. Pohon apel
merasa sangat bersuka
cita menyambutnya.
"ayo bermain-main lagi
denganku,"kata pohon
apel.
"aku sedih,"kata anak
lelaki itu.
"aku sudah tua dan
ingin hidup tenang. Aku
ingin berlibur dan
berlayar. Maukah kau
memberi aku sebuah
kapal untuk pesiar?"
"duh, maaf aku pun tak
punya kapal, tapi kau
boleh memotong batang
tubuhku dan
menggunakannya untuk
membuat kapal yang
kau mau. Pergilah
berlayar dan bersenang-
senanglah." kemudian
anak lelaki itu
memotong batang
pohon apel itu dan
membuat kapal yang
diidamkannya. Ia lalu
pergi berlayar dan tak
pernah datang lagi
menemui pohon apel
itu.
akhirnya, anak lelaki itu
datang lagi setelah
bertahun-tahun
kemudian.
"maaf anakku,"kata
pohon apel itu."aku
sudah tidak memiliki
buah apel lagi
untukmu."
"tak apa. Aku pun sudah
tak memiliki gigi untuk
menggit buah
apelmu,"jawab anak
lelaki itu.
"aku juga tak memiliki
batang dan dahan yang
bisa kau panjat,"kata
pohon apel.
"sekarang, aku sudah
terlalu tua untuk
itu,"jawab anak lelaki
itu.
"aku benar-benar tak
memiliki apa-apa lagi
yang bisa aku berikan
padamu. Yang tersisa
hanyalah akar-akarku
yang sudah tua dan
sekarat ini,"kata pohon
apel itu sambil
menitikkan air mata.
"aku tak memerlukan
apa-apa lagi sekarang,"
kata anak lelaki. Aku
hanya membutuhkan
tempat untuk
beristirahat. Aku sangat
lelah setelah sekian
lama meninggalkanmu."
"oooh, bagus sekali.
Tahukah kau, akar-akar
pohon tua adalah
tempat terbaik untuk
berbaring dan
beristirahat. Mari
marilah berbaring di
pelukan akar-akarku dan
beristirahatlah dengan
tenang." anak lelaki itu
berbaring di pelukan
akar-akar pohon. Pohon
apel itu sangat gembira
dan tersenyum sambil
meneteskan air
matanya.

ini adalah cerita tentang
kita semua. Pohon apel
itu adalah orang tua
kita. Ketika muda, kita
senang bermain-main
dengan ayah dan ibu
kita. Ketika kita tumbuh
besar, kita meninggalkan
mereka, dan hanya
datang ketika kita
memerlukan sesuatu
atau dalam kesulitan.
Tak peduli apa pun,
orang tua kita akan
selalu ada di sana untuk
memberikan apa yg bisa
mereka berikan untuk
membuat kita bahagia.
Anda mungkin berpikir
bahwa anak lelaki itu
telah bertindak sangat
kasar pada pohon itu,
tetapi begitulah cara kita
memperlakukan orang
tua kita yang tanpa
disadari telah berlaku
kasar.

Kalau kita sedikit
mengenang masa,
dimana seorang ibu
ketika mengandung
betapa berat namun
dijalani dengan penuh
kesabaran, ketika
melahirkan ibu berjuang
antara hidup dan mati.
Bahkan jika ditanya,"ibu
persalinan ibu
mengalami masalah,
mana yang harus kami
selamatkan nyawa ibu
ataukah bayi ibu?"tanya
dokter. Si ibu
menjawab,"andai
nyawaku bisa
menggantikan
kehidupan bayiku aku
rela, demi anakku."
ketika kita kecil orang
tua kita harus siap 24jam
menjaga kita,
mengurangi jatah
istirahatnya, rela bangun
tengah malam ketika
dengar tangisan kita,
bahkan rela menerima
kotoran kita. Ketika
dewasa harapan untuk
jadi anak yg berhasil dan
mapan adalah impian
dari setiap orang tua.
Maka bagaimanapun
cara pasti ditempuh agar
sang buah hati berhasil.
Banting tulang, kerja
keras tak mengenal
lelah dan waktu. Bahkan
ada sebagian orang tua
yang terkadang sampai
rela kehilangan harta
benda yang paling
berharga demi sang
buah hati.

semoga kita semua
menjadi orang
sukses"untk org
tua",,amin.amin !
.
.
.

0 your comment?:

Posting Komentar